Foto ini hanya replika belaka karena si penulis lupa untuk memfoto gedung keseluruhan |
Pertama kali ketika kita didapan museum pers Nasional itu
kamu bakal disambut oleh naga gitu men. naganya ada 4 men. ditambah satu
kentongan gedhe yang ukuriannya itu luar biasa bener. Ditambah arsitektur
gedung museum pers nasional yang berbentuk seperti candi Borobudur. Uh…. Berasa tiba-tiba candi Borobudur itu mengecil
dan dipindahkan ke Solo men.
Nih aku punya beberapa foto gitu supaya kalian bisa
berimajinasi gitu. Dari pada cuma baca tulisan ini doang.
Replika eyang-eyang jurnalis |
Sheep Radio atau Radio Kambing |
Replika kepala eyang jurnalis |
Mesin Ketik Jadul |
Gramofon Jadul |
Print Ad Jadul |
Begitu masuk museum pers ini, pertama kali yang aku lihat
tu…………… tau ngak apaan men ? kepala orang yang terbuat dari semen. Oh my God….
Tapi ini cuma replica doing men dari para eyang wartawan atau eyang jurnalis
kita dulu. Udah diluar tadi disambut oleh para naga yang luar biasa dan bewarna
putih, didalam kita disambut oleh para eyang wartawan kita dulu yang gagah dan
menawan. Sungguh penyambutan yang luar biasa oleh museum pers nasional ini men.
Kegiatan yang pertama aku dan temen-temen lakuin itu ialah
lihat video men yang diputarin oleh para pengelola museum pers yang baik hati
dan cakep-cakep gitu. vidionya itu mengenai kisah-kisah museum pers nasional
gitu, sejarah mengenai museum ini gitu, isi dari museum pers gitu, pokoknya
penuh dengan ilmu-ilmu gitu.
Setelah itu aku lanjutin berkeliling-keliling ria dalam
museum pers nasional ini sambil bawa kamera gitu. Karena aku pengen foto
barang-barang yang epic-epic gitu di museum ini. Salah banyaknya ialah,
gromofon jadul, mesin ketik jadul, Koran jadul, iklan jadul, radio jadul, kamera jadul, jadul, jadul, dan jadul men.
pokoknya serba jaman dulu gitu.
Aku juga menelusuri
seluruh lantai di museum pers nasional ini men. dari lantai 1, lantai 2, lantai
3, lantai4, lantai 5, lantai 6, lantai 7, lantai 8, lantai 9, lantai 10, lantai
11, lantai…. Duh kebanyakan. Sorry cuma sampai 5 lantai sebenernya. Disalah
satu lantainya men, kl ngak salah sih lantai 3, ada tempat diamana Koran-koran
jadul didigitalisasi men. Yang semulanya berbentuk barang, dibuat jadi gambar
men. Jadi Koran-koran jadul itu tak lekang oleh waktu. Kaya judul lagunya
Krispati gitu..
Ininih ruang digitalisasi..
Terakhir inilah spot di Musium Pers Nasional yang paling aku
suka. Tempat tersebut ialah tangga luar paling atas di langtai 5. Disitu aku
bisa lihat pemandangan kota Solo yang sungguh luar biasa epicnya. Anginnya
sepoi-sepoi gitu, pemandangannya luas gitu, bisa lihat gedung-gedung tinggi di
Solo gitu, dan yang ngak kalah pentingnya lo dapat lihat puncak candi Borobudur
dari sini. Ngak percaya ?
Udah percaya ?
Satu lagi yang bikin bangga dari museum pers nasional ini
ialah museum seperti ini katanya sih cuma ada di Indonesia. setelah aku tau
cuma Indonesia yang punya museum gini aku jadi merasa terharu men. Indonesia
hebat !
Pokoknya dari lokasi shortrip kali ini, baik di studi
Lokananta atau Musium Pers Nasional aku jadi bisa tau kalo Indonesia itu luar
biasa epicnya mengenai media massa. Perjalanan mereka yang lika-liku melahirkan
tempat yang penuh dengan berjuta makna. Bisa dibilang sih sebuah nama, sejuta
cerita. Terakhir yang paling diantara semuanya ialah aku udah selesai ngejain
tugas !! hahahaha……
0 komentar:
Posting Komentar