So guys, i wanna tell you about startegic planning. Jadi dalam tulisan ini gue bakal mencoba untuk mengalisis salah satu brand dengan sudut pandang perencanaan startegis ( mata kuliah perencaan strategis lebih tepatnya ). Salah satu brand yang gue sasar dalam hal ini ialah Garuda Indonesia. why Garuda Indonesia ? karena gue pikir Garuda Indonesialah yang paling mudah untuk mencari bahannya dan analisisnya, kebetulan juga gue punya bahan langsung dari CEOnya yang dulu, bapak Emirsyah Satar. siapa tau besok CEOnya Garuda Indonesia selanjutnya gue ( amin ). Jadi berikut merupakan analisis gue mengenai Garuda Indonesia dari sudut pandang Strategic Planning.
Garuda
Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang bisa dikatakan sebagai jawara
dalam penerbangan di Indonesia. Garuda Indonesia pada awal januari 2015 lalu
telah mengoperasikan 134 armadanya untuk melayani 50 destinasi didalam negeri
atau luar negeri. Garuda Indonesia yang
dikelola leh PT Garuda Indonesia Tbk ini merupakan maskapai penerbangan
kebanggaan di Indonesia karena banyak pencapaiannya hingga sekarang ini. bahkan
pada tahun 2014 lalu, Garuda Indonesia berhasil mendapatkan peringkat nomer 7
untuk katagori penerbangan terbaik dunia menurut Skytrax yang merupakan adalah perusahaan konsultan
Britania Raya yang melakukan riset mengenai maskapai penerbangan.
·
Setting
Kondisi pasar
penerbangan di Indonesia masih dibilang sangat baik, Kementerian Perhubungan
juga mengatakan pasar penerbangan nasional masih terus tumbuh sekitar 15-20
persen per tahun, seiring pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 6 persen
setahun. Pada Semester I/2012 saja, jumlah penumpang udara sudah bertumbuh 19
persen menjadi 38 juta orang, baik penumpang domestik maupun internasional. hal
ini juga disebabkan Indonesia pada saat ini mengalami peningingkatan dalam
sektor pariwisata. Bahkan Indonesia masih berada dalam urutan atas didalam destinasi
pariwisata terbaik di Asia. sehingga penerbangan dari luar serta dalam negeri
juga akan semakin meningkat.
Namun hal ini
akan sangat berbeda apabila MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang rencananya
akan dimulai pada akhir tahun 2015 ini akan segera terlaksanakan. Ini
dikarenakan pada MEA tahun depan menadatang, penebangan-perbangan dari luar
negeri atau khususnya penerbangan yang ada di ASEAN akan semakin mudah untuk
melakukan invasinya ke Indonesia. Maskapai
pernebangan lainnya yang satu kelas dengan Garuda Indonesia atau sama-sama
kelas FLC akan semakin banyak di Indonesia. Tentunya hal ini merupakan ancaman
serius bagi Garuda Indonesia mengingat kelas FLC yang berada di negara ASEAN
memiliki peringkat dunia yang baik dan mungkin bisa lebih baik dari pada Garuda
Indonesia.
·
Kompetiter,
Segmentation & Targeting
Garuda Indonesia
yang merupakan salah satu maskapai penerbangan FLC ( Full Service Carrier ) dan bukan penerbangan yang termasuk LCC ( low cost
carrier ) atau penerbangan bertarif rendah. Dengan melihat kelas Garuda
yang temasuk Full Service Carrier
maka kondisi passar yang menjadi pesaing Garuda Indonesia yang dimana termasuk
LCC maka bukanlah suatu ancaman yang serius karena berbeda kelas. Dalam kelas
FLC, Garuda Indonesia masih menjadi jawara dikelasnya. Hal ini karena kelas FLC
dalam Indonesia masih tergolong sedikit.
Pesaing utama
Garuda Indonesia dari dalam negeri yang sama-sama tergolong kedalam kelas FLC
ialah Batik Air milik PT Lion Mentari Airlines dan Nam Air milik PT Sriwijaya
Air. Keduanya merupakan maskapai dalam negeri yang satu kelas dengan Garuda
Indonesia. namun walau keduanya memiliki kelas yang sama dengan Garuda
Indonesia, tetapi usia mereka baru menginjak 2 tahun dari kelahirannya.
Keduanya baru mengudara dan diijikan untuk melakukan penerbangan pada tahun
2013. Selain itu bisa dilihat melalui jumlah armada yang dimiliki oleh Nam Air
yaitu 9 unit serta 21 route dan dari
armada Batik Air berjumlah 4 unit serta memiliki 21 destinasi maka akan sangat
jauh dibandingkan dengan Garuda Indonesia. Tentu dengan rentan usia, jumlah
unit, serta jumlah destinasi yang berbeda, Garuda Indonesia memiliki pengalaman
dan nilai yang lebih dibandingkan kedua maskpai tersebut.
Disisi lain
apabila kelas FLC dengan kelas LCC disatukan maka pesaing Garuda Indonesia
yaitu Lion Air dan AirEsia Indonesia. keduanya walau berada dikelas LCC namun
bisa menjadi saingan berat karena memiliki jumlah armada serta jumlah destinasi yang hampir sama
dengan Garuda Indonesia.
Namun apabila
dalam pasar yang lebih luas yaitu ASEAN, Garuda Indonesia memiliki beberapa
kompetiter. Kompetiter tersebut ialah Singa Singapore Airlines, Malaysia
Airlines, Vietnam Airlines, Philippine Airlines, & Royal Brunei. Kelimanya
juga berada dalam kelas yang sama dengan Garuda Indonesia yaitu kelas FLC.
Dengan melihat kompetiter luar yang jauh lebih membayakan dibandiingkan
kompteter dalam maka Garuda Indonesia mungkin akan lebih berfokus kepada pasar
ASEAN dan bukan pasar dalam negeri.
Diantara
kompetiter tersebut, maskpai yang menjadi pesaing terberat ialah Singapore
Airlines ( SIA ). Singapoore Airlines merupakan maskapai penerbangan yang
berasal dari Singapura. Singapore Airlines merupakan salah satu maskapai
penerbangan terbaik di Asia. Hal ini dikarenakan dalam peringkat makspai
terbaik dunia menurut Skytrax, Singapore
Airlines memiliki berada dalam urutan ke 3 setelah , sedangkan Garuda Indonesia
berada dalam posisi ke 7. Selain itu Singapore Airlines juga memiliki 103
armaada dan 62 destinasi dalam 35 negara di enam benua. SIA juga
memiliki manajemen serta pelayanan yang baik. Tentu dengan melihat berbagai faktor
tersebut, maka Singapore Airlines merupakan ancaman terbesar bagi Garuda
Indonesia dalam pasar ASEAN.
·
Diferensiasi
& Unique Selling Proposition
Maskapai yang
telah mendapatkan penghargaan 5-Star Airline dari Skytrax ini telah berhasil
menginjakan usia yang ke 70 tahun setelah penerbangan pertamanya pada tanggal
29 Januari 1949. Pada saat ini Garuda Indonesia memiliki lebih dari 134 armada
pesawat dan lebih 50 destinasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu
PT Garuda Indonesia Tbk juga merupakan perusahaan yang memiliki maskapai
penerbangan yang berada dalam dua kelas baik FLC atau LCC. Kelas FLC sendiri
dipeggang oleh Garuda Indonesia dan kelas LCC dipeggang oleh Citilink. Dengan
begitu sebaian pasar penerbangan di Indonesia, lebih dari 30% dipeggang oleh
Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia
juga memiliki Startegic Business Unit ( SBU ) yang dimana bertujuan untuk
memaksimalkan sumber daya dan nilai dari perusahaan. SBU yang dimiliki Garud
Indonesia ialah Garuda Sentra Media Bussines Unit ( SBU GSM ) dan Garuda Cargo
Business Unit ( SBU Cargo ).
Disisi lain,
Garuda Indonesia juga memiliki manajemen pelayanan yang baik sehingga menambah
nilai uniqe salling prosition. Layanan
khas tersebut dinamakan “Garuda Indonesia Experience” yang dimana merupakan
pelayanan kelas prima yang belum tentu dimiliki oleh maskapai lain. Layanan ini
memberikan kerahmatamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia
melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk
diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight,
post-flight, dan post-journey.
Selain itu yang membedakan Garuda
Indonesia dengan maskapai yang lain ialah Garuda Indonesia telah bergabung
dengan Sky Team. Sky Team merupakan salah satu aliansi maskapai penerbengan
dunia yang terkemuka. Aliansi ini telah terdiri dari 20 anggota dengan jumlah
penerbangan lebih dari 16,000 perharinya serta memiliki jumlah konektivitas
1,052 route di 177 negara. Jumlah dari karyawan dan armada dari Sky Team
berjumlah sekitar 3,054 armada pesawat dan tambahan dari sekitar 1,580 armada
pesawat dalam anak perusahaan yang tergabung dalam SkyTeam. Dengan bergabungnya Garuda Indonesia keadalam aliansi
Sky Team akan menambah nilai dari Garuda Indonesia dibandingkan dengan maskapai
penerbangan yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar