Media
sosial pada saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini mulai dibuktikan dengan
munculnya banyak platfrom media sosial saat ini seperti halnya Path, Periscope,
atau Snapchat. Dengan munculnya banyak media sosial, maka peningkatan pengguna
media sosial juga semakin meningkat. Didukung juga oleh pengguna smartphone
yang semakin naik waktu demi waktu membuat perkembangan media sosial semakin tak
terbendung.
Dampak
baik dan dampak buruk dengan adanya era media sosial ini kian lama kian nampak.
Namun dalam konteks ini yang ingin lebih disoroti ialah mengenai dampak buruk
dengan adanya media sosial. Tetapi dampak buruk yang dinilai bukanlah dalam
sikap dan perilaku yang berubah pada masyarakat akibat media sosial melainkan
pelanggaran etika yang kian lama kian banyak terjadi pada media sosial.
Tentu,
pelanggaran etika pada media sosial ini mungkin tidak semua pengguna
menyadarinya. Saat ini cenderung pengguna media sosial masih justru belum bisa
membedakan antara pelanggaran etika atau bukan pelanggaran media sosial bahkan
bisa terjadi secara viral atau
berentetan.
Kasus
yang sering kali kita temui ialah pelanggaran pembublikasian berita, status,
foto, atau video yang cenderung melanggar etika serta nilai dan norma yang ada.
Contoh nyata yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu ialah kasus pembunuhan
gadis kecil asal Bali yang menjadi trending topic selama hampir 1 bulan yaitu
pembunuhan Angeline. Tentu dalam kasus ini apabila mengikuti melalui media
massa konvensional seperti TV atau koran, pelanggaran etika mungkin sangat
minim sekali ditemukan.
Akan
tetapi, ternyata hal ini berbeda jauh dengan fakta yang terjadi di media
sosial. Dalam media sosial, pelanggaran etika menyangkut kasus pembunuhan
Angeline banyak sekali ditemukan. Salah satu contohnya ialah publikasi foto
jenazah yang diduga Angeline yang telah dalam keadaan yang tidak di media
sosial Facebook oleh beberapa pihak dengan caption agar pembunuh harus dihukum
setimpal dan mendoakan agar alm. Angeline tenang disana dengan cara komentar
atau ikut share foto tersebut. Dengan caption seperti itu maka foto tersebut
juga dishare orang beberapa orang yang ada dalam situs jejaring sosial tersebut
dan sempat mengalami efek viral.
Dalam
kasus ini tentu beberapa orang mengira bahwa apa yangd dilakukannya melakukan
tindakan yang baik. Namun pada kenyataannya tindakan tersebut sangat melanggar
etika yang ada karena memposting foto jenazah.
Minimnya
pengertian dan pemahaman etika dalam menggunakan media sosial menjadi salah
satu kunci mengapa pengallaran etika masih banyak terjadi. Tentu salah satu
solusi yang tepat untuk mengurangi pelanggaran etika di media yang saat ini
banyak digunakan masyarakat ini ialah dengan cara mendidik dan
mensosialisasikan para pengguna media sosial mengenai etika dalam mengunakan jejaring
sosial. Hal ini juga harus didukung dengan peraturan dan pecegahan melalui
pemerintah dengan pemilik situs media sosial. Dengan adanya dua hal tersebut
maka pelanggaran etika dalam media sosial akan berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar