Minggu, 25 Mei 2014

Museum Pers Nasional ?





Foto ini hanya replika belaka karena si penulis lupa untuk memfoto gedung keseluruhan
Jadi museum pers nasional ini sejarah banget gitu, isinya Koran-koran lama gitu, ada radio-radio jadul gitu, ada naganya gitu. Namun men, yang paling penting itu museum pers nasional itu ialah salah satu saksi mata ketika eyang-eyang jurnalis Indonesia dulu bersatu menjadi ikatan jurnalis Indonesia.

Pertama kali ketika kita didapan museum pers Nasional itu kamu bakal disambut oleh naga gitu men. naganya ada 4 men. ditambah satu kentongan gedhe yang ukuriannya itu luar biasa bener. Ditambah arsitektur gedung museum pers nasional yang berbentuk seperti candi Borobudur. Uh….  Berasa tiba-tiba candi Borobudur itu mengecil dan dipindahkan ke Solo men.

Nih aku punya beberapa foto gitu supaya kalian bisa berimajinasi gitu. Dari pada cuma baca tulisan ini doang.

Replika eyang-eyang jurnalis

Sheep Radio atau Radio Kambing

Replika kepala eyang jurnalis

Mesin Ketik Jadul

Gramofon Jadul
  
Print Ad Jadul

Begitu masuk museum pers ini, pertama kali yang aku lihat tu…………… tau ngak apaan men ? kepala orang yang terbuat dari semen. Oh my God…. Tapi ini cuma replica doing men dari para eyang wartawan atau eyang jurnalis kita dulu. Udah diluar tadi disambut oleh para naga yang luar biasa dan bewarna putih, didalam kita disambut oleh para eyang wartawan kita dulu yang gagah dan menawan. Sungguh penyambutan yang luar biasa oleh museum pers nasional ini men.




Kegiatan yang pertama aku dan temen-temen lakuin itu ialah lihat video men yang diputarin oleh para pengelola museum pers yang baik hati dan cakep-cakep gitu. vidionya itu mengenai kisah-kisah museum pers nasional gitu, sejarah mengenai museum ini gitu, isi dari museum pers gitu, pokoknya penuh dengan ilmu-ilmu gitu.

Setelah itu aku lanjutin berkeliling-keliling ria dalam museum pers nasional ini sambil bawa kamera gitu. Karena aku pengen foto barang-barang yang epic-epic gitu di museum ini. Salah banyaknya ialah, gromofon jadul, mesin ketik jadul, Koran jadul, iklan jadul, radio jadul,  kamera jadul, jadul, jadul, dan jadul men. pokoknya serba jaman dulu gitu.

Aku juga menelusuri seluruh lantai di museum pers nasional ini men. dari lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai4, lantai 5, lantai 6, lantai 7, lantai 8, lantai 9, lantai 10, lantai 11, lantai…. Duh kebanyakan. Sorry cuma sampai 5 lantai sebenernya. Disalah satu lantainya men, kl ngak salah sih lantai 3, ada tempat diamana Koran-koran jadul didigitalisasi men. Yang semulanya berbentuk barang, dibuat jadi gambar men. Jadi Koran-koran jadul itu tak lekang oleh waktu. Kaya judul lagunya Krispati gitu..
Ininih ruang digitalisasi..


Terakhir inilah spot di Musium Pers Nasional yang paling aku suka. Tempat tersebut ialah tangga luar paling atas di langtai 5. Disitu aku bisa lihat pemandangan kota Solo yang sungguh luar biasa epicnya. Anginnya sepoi-sepoi gitu, pemandangannya luas gitu, bisa lihat gedung-gedung tinggi di Solo gitu, dan yang ngak kalah pentingnya lo dapat lihat puncak candi Borobudur dari sini. Ngak percaya ?


Udah percaya ?

Satu lagi yang bikin bangga dari museum pers nasional ini ialah museum seperti ini katanya sih cuma ada di Indonesia. setelah aku tau cuma Indonesia yang punya museum gini aku jadi merasa terharu men. Indonesia hebat !

Pokoknya dari lokasi shortrip kali ini, baik di studi Lokananta atau Musium Pers Nasional aku jadi bisa tau kalo Indonesia itu luar biasa epicnya mengenai media massa. Perjalanan mereka yang lika-liku melahirkan tempat yang penuh dengan berjuta makna. Bisa dibilang sih sebuah nama, sejuta cerita. Terakhir yang paling diantara semuanya ialah aku udah selesai ngejain tugas !! hahahaha……  

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.